Abstract:
Kompos adalah salah satu jenis pupuk organik yang paling banyak digunakan. Proses dekomposisi jerami yang dibantu oleh mikroorganisme dikenal sebagai kompos jerami. Penggunaan kompos jerami dapat meningkatkan kandungan unsur hara di dalam tanah sehingga mengurangi kebutuhan pupuk anorganik. Namun demikian, kombinasi kompos jerami dan pupuk NPK dengan dosis yang tepat perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menjamin pertumbuhan bibit yang maksimal.
Tempat penelitian dilaksanakan di Desa Dolok Ayan Kecamatan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dengan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2023 sampai Mei 2024. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 4 taraf perlakuan kompos jerami dan 4 taraf perlakuan dosis pupuk NPKMg sehingga didapat 16 kombinasi perlakuan. Penelitian ini memiliki 2 tanaman dalam 1 perlakuan dengan 2 ulangan sehingga jumlah keseluruhan 64 tanaman. Parameter yang diamati yaitu Tinggi Tanaman, Diameter Batang, Jumlah Daun, Berat Basah Tajuk, Berat Basah Akar, Volume Akar, Berat Kering Tajuk, Berat Kering Akar.
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil uji duncan, dosis kompos jerami terbaik adalah pada dosis (J3) 750 gram dalam satu polybag, pada parameter tinggi tanaman diameter batang, jumlah daun, berat basah berat kering tajuk, berat basah berat kering akar, dan volume akar pada bibit tanaman kelapa sawit. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil uji duncan, dosis pupuk NPKMg 15:15:6:4 yang terbaik adalah pada dosis (M3) 25 gram dalam satu polybag, pada parameter berat basah berat kering tajuk pada bibit tanaman kelapa sawit. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil uji duncan, dosis interaksi terbaik kompos Jerami dan pupuk NPKMg 15:15:6:4 yaitu (J3M1) dosis kompos jerami 750 gram dan 12,5 gram pupuk NPKMg 15:15:6:4 pada parameter diameter batang pada bibit tanaman kelapa sawit.
